REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Israel menyatakan poin gencatan senjata antara Hamas dan Israel mencakup pengertian penghentian aliran persenjataan ke Gaza. Israel kemudian mengajak negara promotor gencatan bekerja sama dengan Israel menghentikan aliran persenjataan Hamas semasa damai.
Israel mengklaim penghentian serangan dalam gencatan senjata yang dibacakan di Kairo, Rabu (21/11) lalu, adalah bagian dari upaya menghentikan aliran senjata ke kelompok Hamas.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dalam konfrensi persnya mengatakan, Israel tidak akan diam sementara aliran senjata terus mengalir ke Gaza.
"Karena itu saya setuju dengan Presiden Barack Obama untuk bekerja sama melawan penyelundupan senjata,'' Benjamin mengatakan demikian. "Semua senjata berasal dari negara teroris Iran,'' perdana menteri menambahkan, seperti dikutip dari Jerussalem Post, Sabtu (24/11).
Benjamin mendesak Mesir bertanggungjawab merealisasikan pengertian tersebut. Kata dia, unit intelijen Amerika Serikat (AS) sedang mengkaji kerjasama dengan Kairo untuk menjamin upaya memperkuat persenjataan Hamas.
Sementara petinggi Hamas Izzat al-Rishiq mengatakan Israel terlalu banyak tingkah mengartikan isi gencatan senjata. Dia mengatakan tidak ada tertulis dalam klausul gencatan yang mengatur persenjataan. Interpretasi yang memaksa tersebut kata dia adalah kebodohan Israel untuk tidak mengakui kekalahannya.
"Itu tidak ada, dan tidak benar. Tidak tertulis (dalam gencatan) kerjasama apapun tentang (penghentian) aliran senjata ke Gaza," tulis Izzat melalui jejering sosial Facebook yang dikutip kanal berita Ma'anNews Agency, Sabtu (24/11).
"Karena itu saya setuju dengan Presiden Barack Obama untuk bekerja sama melawan penyelundupan senjata,'' Benjamin mengatakan demikian. "Semua senjata berasal dari negara teroris Iran,'' perdana menteri menambahkan, seperti dikutip dari Jerussalem Post, Sabtu (24/11).
Benjamin mendesak Mesir bertanggungjawab merealisasikan pengertian tersebut. Kata dia, unit intelijen Amerika Serikat (AS) sedang mengkaji kerjasama dengan Kairo untuk menjamin upaya memperkuat persenjataan Hamas.
Sementara petinggi Hamas Izzat al-Rishiq mengatakan Israel terlalu banyak tingkah mengartikan isi gencatan senjata. Dia mengatakan tidak ada tertulis dalam klausul gencatan yang mengatur persenjataan. Interpretasi yang memaksa tersebut kata dia adalah kebodohan Israel untuk tidak mengakui kekalahannya.
"Itu tidak ada, dan tidak benar. Tidak tertulis (dalam gencatan) kerjasama apapun tentang (penghentian) aliran senjata ke Gaza," tulis Izzat melalui jejering sosial Facebook yang dikutip kanal berita Ma'anNews Agency, Sabtu (24/11).
No comments:
Post a Comment