Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Wahai Muhammad, ingatlah ketika datang pertolongan Allah dan kemenangan bagimu. Engkau menyaksikan manusia masuk Islam berbondong-bondong. Wahai Muhammad, karena itu bertasbihlah kamu untuk menyatakan syukur kepada Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sungguh Tuhanmu sangat lapang dalam memberikan ampunan kepadamu.” (An Nashr, 110: 1-3)

KAWE_KAWE AMBO

Thursday 23 May 2013

AL-QAEDA MEMBONGKAR 4 MOTIF PENJAJAHAN PERANCIS DI MALI



Yayasan Media Al-Andalus, sayap media Al-Qaeda Negeri Maghrib Islam (AQIM) bekerjasama dengan Al-Fajr Media Center pada akhir bulan 15 Jumadil Akhirah 1434 H/25 April 2013 M kembali merilis pesan audio tahridh jihad. Audio berdurasi 19 menit 32 detik itu diberi judul Al-Harbu ‘ala Mali, Invasi terhadap Mali.
Tampil dalam audio tersebut kepala Dewan Sesepuh Al-Qaeda Negeri Maghrib Islam (AQIM), asy-Syaikh al-mujahid Syaikh Abu Ubaidah Yusuf al-Anabi semoga Allah senaniasa melindunginya. Dalam video tersebut, beliau menguraikan empat motif utama invasi militer salibis Perancis di Mali Utara. Selain itu, beliau menyerukan seruan jihad dan persatuan kepada umat Islam untuk menolong umat Islam di Mali Utara. Berikut ini terjemahannya: 
Yayasan Media Al-Andalus
mempersembahkan

“Invasi terhadap Mali”
 Pesan Audio
Syaikh Abu Ubaidah Yusuf al-Anabi hafizhahullah
Ketua Dewan Sesepuh Al-Qaeda Negeri Maghrib Islam (AQIM) 
Jumadil Akhirah 1434 H / April 201 M

Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam. Kesudahan yang baik adalah untuk orang-orang yang bertakwa dan tiada permusuhan kecuali kepada orang-orang yang zalim. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada nabi yang diutus sebagai rahmat bagi seluruh alam, keluarganya, sahabatnya dan orang yang mengikutinya dengan baik sampai hari pembalasan. Amma ba’du.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَدَّ كَثِيرٌ مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُمْ مِنْ بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّارًا حَسَدًا مِنْ عِنْدِ أَنْفُسِهِمْ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ
Banyak di antara orang-orang ahli kitab yang menginginkan seandainya mereka dapat mengembalikan kalian, setelah kalian beriman, menjadi orang-orang kafir kembali disebabkan oleh kedengkian dari diri mereka setelah jelas kebenaran (Islam) bagi mereka.” (QS. Al-Baqarah [2]: 109)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّى يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Dan mereka akan senantiasa memerangi kalian sampai mereka mampu menggembalikan kalian dari agama kalian (kepada kekafiran) seandainya mereka mampu. Dan barangsiapa di antara kalian keluar dari agamanya lalu ia mati dalam keadaan kafir, niscaya mereka itulah orang-orang yang telah terhapus amal perbuatan mereka di dunia dan akhirat, dan mereka itulah penduduk neraka, kekal mereka di dalamnya. “(QS. Al-Baqarah [2]: 217)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللَّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءَهُمْ بَعْدَ الَّذِي جَاءَكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللَّهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا نَصِيرٍ
“Dan sekali-kali orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani tidak akan rela kepadamu sampai engkau mengikuti ajaran agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah adalah petunjuknyang sebenarnya.” Dan seandainya engkau mengikuti keinginan mereka setelah datang kepadamu ilmu, niscaya engkau tidak memiliki seorang pelindung pun dari sisi Allah dan engkau tidak memiliki seorang penolong pun.” (QS. Al-Baqarah [2]: 120)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا فَتَكُونُونَ سَوَاءً
“Mereka menginginkan seandainya kalian menjadi kafir sebagaimana mereka telah kafir, sehingga kalian dan mereka sama.” (QS. An-Nisa’ [4]: 89)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
Maha Benar Allah Yang Maha Agung. Karena hal ini merupakan kebiasaan orang-orang musyrik terhadap kaum muslimin sejak masa yang lama. Orang-orang musyrik iri terhadap kaum muslimin dalam urusan dunia dan mereka juga iri terhadap kaum muslimin dalam urusan agama. Selalunya orang-orang musyrik bekerja sungguh-sungguh dan melakukan rencana jahat siang dan malam tanpa pernah putus untuk menipu kaum muslimin, merusak agama kaum muslimin dan menghalang-halangi kemerdekaan kaum muslimin dalam mengerjakan syiar-syiar Islam. Hal itu karena orang-orang musyrik memendam kebencian, permusuhan, dan kedengkian dalam jiwa mereka.
Wahai umatku, umat Islam…
Sesungguhnya perang salib yang dilancarkan oleh Perancis pada hari ini terhadap kaum muslimin merupakan salah satu bagian dari hakekat yang sangat terang ini, hakekat yang telah ditetapkan dan ditegaskan oleh Al-Qur’an al-Karim. Meskipun seperti biasanya, Perancis selalu menyangkalnya. Maka tidak heran, kita mendapati Perancis berada dalam kesembronoan setiap kali ia mencoba mencari alasan pembenaran bagi invasi militer yang ia lancarkan di Mali.
Pertama kali, Perancis memberikan alasan-alasan pembenaran yang satu sama lainnya saling bertentangan saat menyatakan ia terpaksa memenuhi permintaan tolong yang diajukan oleh presiden Mali.
Pada kali kedua, Perancis memberikan alasan-alasan pembenaran yang satu sama lainnya saling bertentangan saat menyatakan ia terpaksa melakukan invasi militer guna melindungi para warga Perancis yang hidup di negara Mali.
Pada kali berikutnya, Perancis memberikan alasan-alasan pembenaran yang satu sama lainnya saling bertentangan saat menyatakan bahwa alasan utama invasi militer tersebut adalah menyelamatkan penduduk Azawad dari cengkeraman para aktivis jihad.
Perancis lalu berturut-turut mengungakpan alas an-alasan pembenaran lainnya, namun semuanya adalah dalih-dalih yang sangat lemah, sampai-sampai tidak mampu meyakinkan warga negara Perancis sendiri. Seluruh dunia pada hari ini mulai mengetahui bahwa klaim-klaim Perancis tersebut adalah kebohongan tulen. Sebab, seandainya klaim-klaim Perancis itu benar, tentulah Perancis akan melakukan invasi militer di Suriah di mana warga Perancis di Suriah lebih banyak dan lebih penting, selain karena Perancis mendapat seruan yang banyak dan berulang kali dari beberapa pihak di kalangan oposisi Suriah.
Perancis kemudian mengklaim bahwa penduduk Azawad mengalami penindasan dan kekerasan dari mujahidin yang selamanya tidak bisa dibandingkan dengan penderitaan rakyat Suriah berupa pembantaian dan pengusiran yang tersistematis selama dua tahun penuh, di mana selama waktu tersebut Perancis hanya berpangku tangan saja, memandang penderitaan umat Islam di Suriah dengan pandangan orang yang senang karena musuhnya menderita.
Sementara itu Perancis bersegera mempertontonkan “ototnya yang kekar” di Mali dengan dalih-dalih yang keji dan palsu. Begitu tentara invasi Perancis memasuki kota Gou, Timbuktu dan Kedal, ia langsung melepaskan antek-anteknya yaitu tentara Mali, milisi Mautur dan beberapa milisi etnis lainnya yang sangat mendengki penduduk asli wilayah-wilayah tersebut. Tentara Mali dan milisi-milisi itu langsung melakukan pembantaian, perampokan, pemerkosaan dan pengusiran terhadap penduduk asli di desa-desa dan kota-kota yang mereka masuki. Hanya sekedar masuknya tentaragerahkan idup di negara Mali. Mustahil pembantaian-pembantaian itu terjadi tanpa adanya ridha Perancis atau isyarat Perancis, sebab Perancis mengetahui persis tentara Mali memendam kebencian dan dendam membara terhadap penduduk Mali Utara.
Di antara hal yang membuktikan bahwa semuanya telah dirancang adalah adanya larangan terhadap liputan media massa yang netral. Perancis memaksakan invasi militer di Mali tanpa foto, tanpa video, tanpa saksi-saksi, sehingga dunia tidak mendengar berita kecuali berita yang dikatakan oleh Perancis, dan tidak melihat liputan kecuali liputan yang dipublikasikan oleh Perancis.
Wahai umatku, umat Islam yang tercinta
Setelah jelas bagi kita bahwa alasan-alasan pembenaran yang diungkapkan secara terang-terangan bagi invasi militer Perancis ini adalah bukan alasan-alasan yang sebenarnya. Maka kita hanya perlu mencari alasan-alasan tersembunyi di balik invasi militer Perancis ini. Orang yang mengikuti perkembangan peristiwa tidak memerlukan usaha yang besar untuk bisa mengungkap keinginan-keinginan pemerintah Perancis di balik invasi militer ini, di mana ia bisa dibatasi pada empat motif utama.
Motif pertama, motif agama
Sesungguhnya permusuhan Perancis kepada agama Islam telah berlangsung sejak sangat lama. Sejak negara Perancis muncul sebagai kekuatan internasional dan memulai invasi-invasi kolonial salibisnya, maka serangan dan permusuhan Perancis kepada kaum muslimin terus berlangsung sampai hari ini. Meskipun pada masa-masa terakhir ini permusuhan Perancis kepada kaum muslimin melalui cara-cara, yang lebih bernuansa kekejian, tipudaya, kelicikan, dan membongkar “struktur bawah” peradaban dan identitas keislaman guna meruntuhkannya dan menghapus rambu-rambunya; tidak lagi terburu-buru mempergunakan kekuatan militer. Invasi salibis terbaru Perancis ini hanyalah bukti lain dari betapa sangat mengakarnya permusuhan terhadap kaum muslimin dalam hati para politikus Perancis masa sekarang dan masa dahulu, politikus liberalis dan politikus sosialis, politikus moderat dan fundamentalis, sama saja tidak ada perbedaannya di antara mereka.
Motif kedua, motif sejarah
Sampai saat Perancis tetap ngotot menyatakan bahwa daerah-daerah jajahannya pada masa lalu, di antaranya Mali, sebagai wilayah-wilayah dominasi Perancis semata, tidak boleh didominasi oleh negara-negara adidaya lainnya seperti China dan Rusia, bahkan Amerika sekalipun. Perancis memposisikan dirinya dengan negara-negara bekas jajahannya tersebut seperti posisi wali pengasuh yang selalu melakukan campur tangan dalam urusan-urusan negara-negara bekas jajahannya tersebut, baik urusan kecil maupun urusan besar, perkara dalam negeri maupun perkara luar negeri.
Motif ketiga, motif ekonomi
Sudah diketahui bersama bahwa Perancis memiliki kepentingan-kepentingan ekonomi strategis di benua Afrika. Sumber-sumber penghasil uranium terpenting berada di Niger di kawasan Azawad. Ladang minyak dan gas terpenting berada di Libya dan Aljazair, yang mensuplai Perancis dengan harga paling murah, berada di perbatasan Azawad. Perancis pasti membayangkan bahwa tegaknya pemerintahan Islam di wilayah-wilayah itu akan menghadapkan kepentingan-kepentingan Perancis ke dalam bahaya. Dalam logika Perancis yang terbalik, setiap ancaman terhadap kepentingan-kepentingan strategis Perancis merupakan ancaman bagi keamanan nasional Perancis dan pasti berakibat kepada peperangan.
Motif keempat, motif pribadi Presiden Francois Hollande
Hollande sangat bersemangat melancarkan peperangan ini, sampai-sampai ia menganggap invasi militer ini sebagai kebijakan terpenting yang pernah ia ambil dalam karir politiknya. Karena kebodohan, kurang pengalaman dan kelemahan ingatannya, Hollande menyangka bahwa ia bisa menarik perhatian penduduk Perancis dengan peperangan ini dan bisa melalaikan penduduk Perancis dari krisis-krisis dalam negeri mereka yang bertumpuk-tumpuk. Ini dari satu sisi. Di sisi lain, Hollande menyangka bahwa ia bisa meraih dukungan rakyatnya yang akan mengangkat popularitasnya, atau setidaknya menghentikan kemerosotan popularitasnya dalam berbagai jajak pendapat.
Wahai umatku, umat Islam yang tercinta
Motif-motif yang kami sebutkan ini adalah motif-motif sebenarnya di balik invasi salibis Perancis di Mali. Jika bukan karea motif-motif tersebut, lantas apa bahayanya bagi Perancis jika Perancis membiarkan kaum muslimin di Mali melaksanakan ajaran-ajaran agama mereka dan menegakkan syariat Rabb mereka di tengah mereka, saling memerintahkan perbuatan yang makruf dan saling melarang dari perbuatan mungkar di antara mereka sendiri? Bangsa Mali adalah bangsa muslim, negeri itu adalah negeri Islam, sementara jarak yang memisahkan antara Mali dan Perancis adalah ribuan kilometer.
Apa yang membuat para politikus Perancis ketakutan dari penerapan syariat Islam di negara yang jauh tersebut? Bukankah saudara-saudara kita, gerakan Anshar ad-Din telah berusaha dan mengerahkan kemampuan mereka untuk menenangkan semua pihak bahwa mereka tidak akan menjadi ancaman bagi pihak manapun, baik pihak lokal maupun pihak internasional? Bukankah Anshar ad-Dien telah menegaskan bahwa tujuan emreka adalah melaksanakana hak mereka untuk hidup secara mulai di atas landasan agama mereka yang lurus, namun agama Islam sebagaimana yang dipahami oleh para ulama Islam, bukan agama Islam sebagaimana yang diinginkan oleh para pemimpin kafir.
Di antara perbedaan yang sangat mencolok dan aneh, adalah di satu sisi pasukan Perancis mulai menyerang wilayah Mali Utara untuk mengakhiri pemerintahan syariat Islam di sana dengan tuduhan syariat Islam itu kejam dan tidak manusiawi, padahal syariat Islam adalah undang-undang yang paling kasih sayang, paling bersih dan paling adil yang pernah dikenal umat manusia sejak zaman nabi Adam sampai hari ini.
Sementara pada saat yang sama, Parlemen Perancis berkumpul untuk membahas undang-undang kehinaan, neraka dan kekejian, yaitu undang-undang perkawinan sejenis yang akan senantiasa menjadi stempel kebejatan moral dalam jidat setiap umat manusia. Setelah melalui pembahasan panjang dan perdebatan sengit selama dua hari penuh, siang dan malam, maka para pembela kekejian berhasil memuluskan proyek keji itu dengan suara mayoritas yang sangat memalukan, semoga Allah memerangi mereka.
Sesungguhnya para propagandis penyimpangan seksual yang sangat berbahay dalam perjalanan hidup manusia ini adalah orang-orang yang menantang Allah dan seluruh rasul-Nya. Mereka menyelisihi Al-Qur’an, bahkan menyelisihi Taurat dan Injil, lewat undang-undang keji ini.
Para propagandis penyimpangan seksual ini pulalah yang menjadi para propagandis dilancarakannya invasi militer salibis yang zangat zalim dan penuh permusuhan terhadap rakyat kita, umat Islam di Mali, guna memaksa kaum muslimin meninggalkan syariat Rabb mereka yang suci dan mengikuti kegilaan Perancis serta pembangkangan Perancis terhadap agama, akal sehat dan fitrah yang lurus.
Sesungguhnya propaganda keji ini merupakan kemungkaran yang sangat besar, hamper-hampir langit runtuh, bumi terbelah dan gunung hancur lebur karena kekejiannya. Belum pernah ada seorang pun menetapkan undang-undang seperti itu, tidak pada masa-masa jahiliyah pertama dahulu, tidak pada abad-abad pertengahan dan bahkan tidak pada kaum Luth yang Allah menghancurkan mereka disebabkan mereka melakukan perbuatan keji (homoseksual) ini dan Allah menghancurkan negeri mereka, membalikkan bagian atas negeri itu ke bawah lalu menghujaninya dengan batu panas dari angkasa.
Maka apakah setelah ini, Perancis menyangka akan selamat dari azab Allah? Sekali-kali tidak, demi Allah Yang telah mengutus Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa salam dengan kebenaran. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
فَهَلْ يَنْتَظِرُونَ إِلَّا مِثْلَ أَيَّامِ الَّذِينَ خَلَوْا مِنْ قَبْلِهِمْ قُلْ فَانْتَظِرُوا إِنِّي مَعَكُمْ مِنَ الْمُنْتَظِرِينَ
“Maka mereka tidak menunggu-nunggu kecuali (peristiwa-peristiwa) yang sama dengan (peristiwa-peristiwa) yang telah menimpa orang-orang terdahulu sebelum mereka. Maka tunggulah oleh kalian, aku pun termasuk orang yang menunggu-nunggu bersama kalian.” (QS. Yunus [10]: 102)
Wahai umat Islam di penjuru timur dan barat bumi
Di hadapan invasi salibis terbaru Perancis dan penjajahan Perancis terhadap salah satu negeri kaum muslimin ini, kami tidak memiliki pilihan selain menyerukan kepada kalian semua untuk melakukan mobilisasi secara menyeluruh dan pengerahan massa untuk berperang.
Kami meminta pertolongan kalian untuk menolong saudara-saudara kalian dengan cara-cara pertolongan apapun yang kalian mampu. Kami memperingatkan kalian bahwa jihad setelah adanya serangan Perancis ini menjadi fardhu ‘ain atas setiap orang yang mampu di antara kalian. Sebab persoalan saudara-saudara kalian di Mali bukanlah persoalan pertumbuhan ekonomi, keterbelakangan ekonomi atau penganguran dan kemiskinan semata. Namun lebih penting dan lebih besar dari itu semua, ini adalah persoalan agama yang hendak dihapus, bangsa yang hendak dimusnahkan dan identitas yang hendak dihancurkan.
Telah wajib atas kalian, wahai seluruh kaum muslimin, untuk melawan serangan ini dengan mengincar kepentingan-kepentingan Perancis di setiap tempat, karena sejak hari dimulainya invasi militer Perancis ini, maka kepentingan-kepentingan Perancis tersebut telah menjadi target-target yang disyariatkan untuk kalian serang. 
Presiden Perancis yang membawa sial bagi dirinya sendiri dan bangsanya itu menghendaki invasi salibis yang dilancarkannya berlangsung fokus, berlangsung singkat dan terbatas pada tempat dan waktu yang sempit, agar ia bisa menghindarkan negaranya dari terperosok ke dalam rawa serupa yang telah membenamkan Amerika di Irak dan Afghanistan.
Maka wajib bagi kalian, wahai kaum muslimin, untuk merusak rencananya dan menyeretnya kepada peperangan terbuka dari aspek waktu dan tempat, perang yang akan menguras habis ekonomi negara Perancis dan menghabisi kemampuannya, sehingga kalian bisa mendorongnya mundur, mengkerut dan menyusut di sudut yang hina itu dari benua tua Afrika yang sudah tidak bisa lagi —akibat kezaliman dan arogansi Perancis— menjadi poros dunia sebagimana kondisinya dua abad sebelumnya, dan ia tidak akan menjadi poros dunia lagi kecuali dengan izin Allah Ta’ala.
Wahai kaum muslimin…
Ada satu perkara lagi yang tidak boleh kita lalaikan dalam setiap waktu, yaitu keseriusan untuk menyatukan barisan dan pendapat serta saling membantu dalam kebajikan dan ketakwaan. Kebajikan apakah yang lebih utama daripada menolong sebuah bangsa mukmin yang tertindas, yang menghadapi serangan salibis terkeji dan terganas dari beberapa negara arogan?
Lihatlah, bagaimana Perancis tidak berani menyerang dan memerangi mujahidin, sekalipun jumlah mujahidin sedikit dan persenjataan mereka sederhana, sampai Perancis meminta bantuan setiap negara Barat dan memobilisasi tentara negara-negara aliansi Afrika, bahkan menggerakkan Dewan Keamanan PBB dan meminta dikeluarkan ketetapan-ketetapan DK PBB yang diinginkannya guna menjadi alasan pembenaran bagi invasi militer salibisnya dan memberinya payung hukum.
Maka kita, umat Islam, lebih layak dari Perancis untuk saling membantu, menolong dan menyatukan tangan kita. Cukuplah bahwa kitab Allah dipenuhi dengan ayat-ayat yang mendorong dan menghasung kita untuk melakukan hal ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ
Dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka semuanya memerangi kalian. Dan ketahuilah sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa. (QS. At-Taubah [9]: 36)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الَّذِينَ يُقَاتِلُونَ فِي سَبِيلِهِ صَفًّا كَأَنَّهُمْ بُنْيَانٌ مَرْصُوصٌ
Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam satu barisan yang rapi seakan-akan mereka satu bangunan yang kokoh.” (QS. Ash-Shaf [61]: 4)
Wahai kaum muslimin, hendaklah kalian mengetahui bahwa sebuah umat yang telah menceburkan dirinya dalam rawa-rawa kebejatan moral dan kekejian sampai tingkatan kefasikan, kegilaan, kesesatan dan kebodohan seperti ini benar-benar layak untuk tidak menimbulkan kegentaran sedikit pun di hati kalian, meskipun persenjataan udaranya sangat canggih. Hendaknya Perancis mengetahui bahwa faktor yang akan memenangkan pertempuran dalam perang agama ini bukanlah pesawat tempur, melainkan dengan izin Allah adalah senjata akidah dan iman!
Adapun syariat Islam yang karenanya Perancis memerangi kita, niscaya ia akan kembali insya Allah untuk memimpin Negara Mali karena bangsa kita di Mali memiliki perasaan dan keterikatan yang sangat mendalam dengan Islam, yang tidak mungkin bisa dicabut oleh kekuatan atau pasukan, khususnya saat pasukan tersebut terdiri dari orang-orang yang memiliki kelainan seksual seperti kondisi pasukan Perancis.
Maka janganlah cerita Perancis tentang kemenangan yang mereka raih dalam perang ini membuat kalian takut, sebab itu hanyalah angan-angan kosong Perancis belaka. Sejak Perancis menjadi kekuatan agresor dan penjajah, Perancis belum pernah menerjuni sebuah peperangan kecuali ia mengalami kekalahan dan kerugian. Baik perang di Eropa sendiri, perang di Indo Cina, Afrika dan Timur Tengah.
Kita yakin sepenuhnya dengan izin Allah bahwa nasib Peranci hari inid I Timbuktu, Gao, dan Kedal akan lebih buruk dari nasib Perancis di Vietnam; bahwa Perancis akan merasakan derita di pegunungan Efogas seperti derita yang dahulu Perancis rasakan di pegunungan Wansyaris, Jurjura dan Awras. Maka penilaiannya, wahai kaum muslimini, diambil dari manisnya kesudahan peperangan, bukan dari pahitnya awal peperangan.

“Allah Maha Melaksanakan perkara-Nya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.” (QS. Yusuf [12]:21)

Ya Allah, Yang menurunkan kitab suci, memperjalankan awan, dan mengalahkan golongan-golongan musuh…kalahkanlah Perancis dan para pengikutnya, karena mereka telah memerangi agama-Mu, menghalang-halangi syari’at-Mu, dan membunuhi wali-wali-Mu
Ya Allah, hancurkanlah Perancis dan pihak-pihak yang mendukungnya mereka, serta menangkanlah hamba-hamba-Mu yang tertindas di Mali dan setiap tempat.
Ya Allah, aamiin, kabulkanlah.
Dan akhir dari seruan kami adalah segala puji bagi Allah Rabb seluruh alam.

Link Download
Kwalitas tinggi
292.50 MB
http://archive.org/download/mally_war/M1.avi

Kwalitas mobile
48.75 MB
http://archive.org/download/mally_war/M4.mp4

Audio
4.32 MB
http://archive.org/download/mally_war/M5.mp3

No comments:

Search This Blog

Archives

PING BUSUK

APESAL TENGOK JER...